LENSAINDONESIA.COM: Bertempat di Jalan Campur Sari 33A, Kelurahan Sogaten, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, kafe bernama Sejawi Cafedangan ini memang unik. Selain menggabungkan konsep kafe dan angkringan, kini kafe yang baru melakukan Grand Opening pada bulan Februari 2022 lalu itu, kian memperkuat konsep budaya Jawa di dalamnya.
Menurut Co-Founder sekaligus pengelola Sejawi Cafedangan, Hari Andri Winarso, kafe yang bernuansa tradisional dan budaya Jawa bisa dihadirkan di Kota Madiun. Menurutnya, Madiun memiliki potensi besar dalam hal budaya dan kuliner, oleh karena itu, Sejawi Cafedangan ini dipersembahkannya bagi para penikmat kuliner sekaligus budaya Jawa.
“Sensasi menyantap hidangan-hidangan sederhana di tempat yang kental dengan nuansa tradisi dan budaya Jawa memberikan sensasi nikmat yang beda,” ujar Hari Andri Winarso. “Pengunjung akan kita ajak semakin intens merasakan kehangatan dan ketentraman hati masyarakat Jawa, di saat itulah, rasa nikmat dari setiap makanan dan minuman yang masuk melalui mulut kita menciptakan rasa syukur kepada Gusti Ingkang Murbeng Dumadi dan menjadi sebuah berkah dalam hidup kita,” imbuhnya.
Ia juga mengungkapkan, Sejawi Cafedangan tidak sekedar asal-asalan mengusung konsep budaya Jawa, namun tanpa makna.
“Setiap tempat di Sejawi Cafedangan memiliki nama, ada Gapura Gapit, Sasono Bawono, Bangsal Kasugihan, Bulak Kaweningan, Tugu Nyawiji, dan Sitinggil,” papar Andri, panggilan akrab pria berkacamata tersebut. “Dan masing-masing itu ada makna filosofisnya. Jadi bukan sekedar nama,” tegasnya.
Di tempat ini disajikan racikan kopi dari berbagai daerah di Jawa, mulai kopi Wilis, kopi Pasuruan, hingga kopi dari Jawa Barat, dan jenis kopi dari tanah Jawa lainnya, yang memiliki keanekaragaman rasa yang berbeda-beda.
Tak hanya kopi, satu-satunya kafe di Kota Madiun yang pernah dikunjungi oleh GKR. Pakoe Boewono, Permaisuri Raja Kraton Surakarta SISKS. Pakoe Boewono XIII tersebut, juga menawarkan berbagai minuman wedang tradisional seperti wedang uwuh, jahe, temulawak, kunir asam, beras kencur, bir mataram, dan berbagai minuman rempah lainnya.
“Semua bahan-bahan minuman, merupakan rempah tradisional,” ungkap Andri. “Namun, tak hanya minuman tradisional, di sini juga disediakan berbagai minuman kekinian, seperti latte, milkshake, bahkan es krim,” tambahnya.
Selain minuman, menu makanan yang disajikan di Sejawi Cafedangan juga mengutamakan pangan dan cita rasa lokal, seperti nasi bakar, nasi jotos, jadah bakar, pisang bakar, aneka sundukan dan gorengan khas angkringan.
“Pengunjung bisa menemukan banyak pilihan, bahkan ada bakso bakar dan roti bakar,” sambung Andri.
Andri pun menambahkan, kolaborasi antara budaya dan kuliner di Sejawi Cafedangan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap budaya, khususnya budaya Jawa.
Sementara itu, menurut Wawan salah seorang pengunjung, konsep yang disajikan di Sejawi Cafedangan memiliki spesialisasi dan diferensiasi.
“Kopi dan menu yang ada dipadukan dengan menikmati suasana Jawa yang kental, menjadi daya tarik sendiri,” ujar Wawan.
Menurutnya, Sejawi Cafedangan melampaui imajinasi kita tentang sebuah kafe yang berkonsep Jawa.
“Baru di sini (Sejawi Cafedangan), saya benar-benar bisa merasakan dan meresapi aura Jawa pada sebuah kafe,” ungkapnya. @LImad
Related posts
Berita Terkini
- Porprov Jatim VII 2022 di Jember resmi dibuka, Gubernur Khofifah: Ajang pencarian bibit atlet nasional-internasional 27/06/2022
- Jika terlalu pede, PDIP bakal telan ‘pil pahit’ di Pemilu 2024 27/06/2022
- 18 tahun dipimpin Cak Imin, Yenny Wahid sebut PKB sudah tak sehat 27/06/2022
- Siswa Jatim lolos SBMPTN 2022 terbanyak, Gubernur Khofifah: Alhamdulillah ini ketiga kalinya 27/06/2022
- Gubernur Khofifah dibekali siswa SMA Taruna Nusantara kunci sukses kepemimpinan 27/06/2022