Pilihan Redaksi
By using our website, you agree to the use of our cookies.

Autonomous Networks, jaga kestabilan jaringan komunikasi Telkomsel di momen RaFi 2024
Autonomous Networks saat diuji coba oleh tim teknis Telkomsel. Ist
HEADLINE

Autonomous Networks, jaga kestabilan jaringan komunikasi Telkomsel di momen RaFi 2024 

LENSAINDONESIA.COM: Momen Ramadhan dan Idul Fitri 2024 ini merupakan salah satu pertaruhan para operator terhadap kualitas jaringan komunikasi untuk pelanggannya.

Hal tersebut terkait dengan perpindahan komunikasi para pelanggan operator selular tersebut antar daerah saat momen mudik Lebaran terjadi. Otomatis operator selular melakukan peningkatan kapasitas di sejumlah daerah yang tentunya padat trafik.

Telkomsel, salah satu operator yang memiliki pengguna terbanyak di Indonesia kini mengusung strategi praktis mengatasi permasalahan padat trafik di momen Ramadhan dan Idul Fitri (RaFi) tahun 2024 ini.

Telkomsel memperkenalkan perangkat canggihnya yang bernama Autonomous Network kendati perangkat ini sudah diperkenalkan tahun 2023 lalu.

Saat itu, Telkomsel menjadi salah satu pendiri Autonomous Networks di dunia bersama 12 Communication Service Provider (CSP) global terkemuka dan 18 partners teknologi yang ditandai dengan peluncuran Autonomous Networks Manifesto pada 18 September 2023 lalu di Copenhagen, Denmark.

VP Area Network Operations Jawa Bali, Juanita Erawati mengatakan, Autonomous Network sebelumnya sudah diuji coba saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024, namun masih belum masif dilakukan.

“Autonomuse Networks itu sistemnya learning yakni belajar dari kebiasaan telekomunikasi pelanggan Telkomsel. Dari data kebiasaan tersebut, maka Autonomus Networks atau mesin learning tersebut membagi kapasitas. Misal, di satu area ada 500 orang, ternyata pas momen RaFi ada 1.000 orang, maka berkurang kapasitasnya.

Maka, Autonomous otomatis membagi untuk membalancing. Jadi misalnya ada area yang mempunyai kapasitas rendah karena trafiknya rendah. Maka pengguna kapasitas area tersebut diswitch ke area yang kapasitasnya tinggi,” terang Juanita saat dikonfirmasi Lensaindonesia.com, Kamis (04/04/2024).

Ia menambahkan, mesin learning atau Autonomous Networks tersebut selalu menganalisis, memberi feedback dan belajar layaknya kinerja Artificial Intelegence (AI).

“Ada perbedaan antara Autonomous Nerworks dengan AI. Autonomous mempunyai kemampuan hingga mengeksekusi otomatis, sedangkan AI hanya mempelajari saja. Bentuk eksekusi itu berupa balancing kapasitas,” tandasnya.

Ia mencontohkan penggunaan kapasitas streaming dan chatting. Tentu saja kapasitas yang diguankan streaming cukup besar dibanding chatting. Dan itu bisa diatur, agar bisa menangani lebih banyak pengguna.

“Mesin learning ini dengan sendirinya membantu pekerjaan network secara otomatis. Misalkan network mengalami down atau bahkan hang, maka secara otomatis mereset sendiri,” imbuhnya.

Untuk mengahadapi momen Rafi 2024, mesin learning posisinya tersentral dan di dalam mesin terdapat license di setiap BTS (Base Transceive Station) Telkomsel. Dan yang kita implementasikan tersebut di prioritaskan pada 138 POI (Point of Interest) atau area publik yang biasa padat pengunjung.

“Autonomous Networks dibuat selain dari Cina. Trend teknologi akan kesana, karena kita tidak bisa melakukan banyak hal dalam satu waktu. Sebab cara membagi kapasitas bergantung dari kebiasaan orang berkomunikasi yang paling padat di area mana, khusus daerah yang biasa dipadati pemudik yakni di Pulau Jawa. Dan kami pastikan untuk jaringan komunikasi Telkomsel di momen RaFi tahun ini akan maksimal untuk pelanggan,” pungkasnya.@Eld-Licom

 

 

 

 

Related posts