Pilihan Redaksi
By using our website, you agree to the use of our cookies.

Binaan SIG, ini cerita sukses UMKM ecoprint asal Rembang Jawa Tengah
OKVISA Craft saat mengikuti pameran di perayaan HUT ke-78 Provinsi Jawa Tengah di GOR Adhi Karsa, Kabupaten Brebes, pada 18 Agustus 2023 lalu. Ist
Bisnis

Binaan SIG, ini cerita sukses UMKM ecoprint asal Rembang Jawa Tengah 

LENSAINDONESIA.COM: Fesyen ecoprint kini semakin menjadi tren. Sebab perpaduan keindahan corak dengan torehan warna eksotis dari pewarna alami.

Oktavirasa, pegiat UMKM asal Rembang sukses menangkap peluang bisnis ini dengan membuat produk fesyen motif alam menggunakan teknik ecoprint.

Usahanya pesat berkat pendampingan Rumah BUMN (RB) Rembang yang dikelola anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), yakni PT Semen Gresik.

Okta sapaan akrabnya, mulai menggemari dunia seni sejak mengenyam pendidikan sekolah dasar. Hal itu bermula dari hobi merajut dan kaligrafi untuk hiasan dinding.

Saat kuliah, ia mulai merancang busana sampai banjir pesanan hingga ia merintis usaha OKVISA Craft pada 2015.

Karya fesyen terbaiknya telah tampil di sejumlah ajang fashion show bergengsi tanah air, seperti Muslim Fashion Festival (MUFFEST) di Jakarta pada tahun 2023 dan Festival Payung Indonesia di Prambanan pada 2020. Kini, ia pun tergabung dalam Asosiasi Eco-printer Indonesia (AEPI).

“Alhamdulilah, selain busana, sekarang saya juga memproduksi tas, dompet, dan sepatu. Setiap bulannya, rata-rata saya bisa menjual sampai 100 produk, mulai dari kain, pakaian jadi dan produk kerajinan. Untuk harga produk bervariasi, berkisar dari Rp250 ribu – Rp1,5 juta,” tutur Okta.

Tak meninggalkan limbah
Kualitas produk fesyen ecoprint, menurutnya, berkualitas prima dan tak kalah dengan teknik konvensional, bahkan terbilang kuat dan awet sebab menggunakan bahan dasar kain berserat alami, dan pewarna dari tanaman, daun, atau bunga.

Bahkan, ia juga membudidayakan beragam tanaman, seperti mahoni, secang, kalpataru, daun lanang, daun truja, hingga kenikir atau cosmos, untuk digunakan dalam proses cetak produk.

“Proses cetak dengan teknik ecoprint tak menyisakan limbah sehingga ramah lingkungan. Dari sisi kualitas, warna yang dihasilkan juga lebih alami dan tidak beracun. Ini merupakan bentuk tanggung jawab moral terhadap pelanggan dan lingkungan,” tegas Okta.

Pelanggan merambah di luar Jawa Tengah
Okta juga berbagai ilmunya dengan menggelar pelatihan merajut pakaian secara gratis, bagi kaum perempuan di toko dan rumah produksi OKVISA Craft yang berlokasi di Jl. Dokter Soetomo No Rembang.

Sejak bergabung pada 2020, Okta mengaku banyak mendapat pendampingan berupa pelatihan untuk peningkatan keterampilan dan pemasaran produk. Kini, OKVISA Craft memiliki banyak pelanggan dari Rembang saja, namun berbagai daerah lain di Jawa Tengah seperti Semarang dan Magelang, serta daerah lain di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Riau, hingga Kalimantan.

“RB Rembang sangat membantu memajukan UMKM dengan memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan membuka wawasan baru seputar public speaking, product branding dan digital marketing. Pendampingan yang diberikan secara intensif ini membantu kami UMKM untuk naik kelas,” paparnya.

Secara terpisah, Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengapresiasi OKVISA Craft yang konsisten menjalankan usaha dengan konsep ekonomi sirkular dan kepedulian sosial yang tinggi.

“Ini hasil nyata dari pelaksanaan misi SIG untuk menciptakan perlindungan lingkungan dan tanggung jawab sosial yang berkelanjutan,” tutur Vita falam keterangan eesmi yang diterima Lensaindonesia.com, Jumat (23/02/2024).

Sebab mengimplementasikan prinsip-prinsip keberlanjutan, RB Rembang memberikan treatment khusus kepada OKVISA Craft dan UMKM binaan lainnya yang memiliki semangat sama, dengan membuka kesempatan lebih luas untuk mengikuti pameran-pameran, seperti Future SMEs Village Side Event G20 di Bali pada 2022, hingga Tong Tong Fair di Belanda pada 2022.

Selain pameran, produk OKVISA Craft juga dipromosikan dalam program flash sale atau life sale di marketplace, serta digunakan untuk kebutuhan suvenir perusahaan.

“SIG menyadari, bahwa untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia perlu kolaborasi dari semua pihak. Karena itu, kami mendorong seluruh pemangku kepentingan termasuk UMKM, untuk bersama-sama menjadikan faktor lingkungan dan sosial sebagai top of mind dan budaya dalam berkarya dan menjalankan usaha,” pungkas Vita.@Rel-Licom

Related posts