Pilihan Redaksi
By using our website, you agree to the use of our cookies.

Khofifah Cawapres Paling Ideal
Khofifah Indar Parawansa ditemui Arief Rahman saat berkunjung ke Redaksi Lensaindonesia.com
HEADLINE DEMOKRASI

Khofifah Cawapres Paling Ideal 

Jelang pendaftaran calon presiden, dua calon presiden masih belum mengumumkan calon pasangannya. Sementara Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) sudah menyatukan tekad dan komitmen di tempat bersejarah perobekan bendera Belanda, Hotel Yamato, kini Hotel Majapahit di Kota Pahlawan, Surabaya.

Ganjar Pranowo yang diusung PDI Perjuangan dan PPP ke mana-mana masih ‘jomblo’. Pun Prabowo Subianto yang diusung oleh Partai Gerindra, PAN, Golkar, dan Demokrat, serta didukung pula oleh partai non parlemen PBB dan PSI. Peluang untuk keduanya berpasangan (Prabowo-Ganjar) pintunya tampaknya telah ditutup rapat oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Seminggu terakhir, sangat santer terdengar Mahfud MD (Menko Polhukam) dan Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jawa Timur) yang mengisi sisi sosok religius dan Nahdliyin pendamping Ganjar Pranowo.

Kedua tokoh asal Jawa Timur itu disebut paling pas dan paling besar kans untuk melaju ke perhelatan Pilpres bersama Ganjar Pranowo.  Apalagi, pola pilihan Megawati dalam menentukan calon wakil presiden periode lalu pun bisa dibaca publik.

Dipilih dari figur yang mewakili kalangan Islam dan representasi Nahdliyin

Saat periode pertama Jokowi, hanya ditambah dengan simbol sosok yang telah berpengalaman, Jusuf Kalla sebagai wakil presiden. Ini untuk menutup celah Jokowi yang dianggap kurang mumpuni dan baru sebentar menjejakkan kaki di Jakarta saat Pilpres 2014. Namun yang sangat menarik adalah figur Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur.

Khofifah hingga saat ini masih diharapkan pula bisa berpasangan dengan Prabowo Subianto. Lingkaran utama Prabowo masih melihat calon wapres paling ideal untuk Prabowo adalah Khofifah. Bukan Erick Thohir Ketua Panitia Seabad NU atau pun Gibran Rakabuming yang masih terganjal aturan usia.

Dan memang, ibarat dipotret dengan kamera 360O Khofifah Indar Parawansa adalah figur paling pas, terbaik, ideal mendampingi siapa pun calon presidennya.

Khofifah adalah Gubernur Jawa Timur, tiga periode bertarung dalam pemilihan gubernur. Asli Jawa Timur dan sangat mengenal Jatim sejak di pinggir pantai di timur Banyuwangi hingga di puncak Gunung Lawu.

Secara demografis politik, Jawa timur menguasai 41,149 juta penduduk, 20,624 juta (50,1 persen) di antaranya perempuan. Jatim juga menjadi lumbung penyumbang suara dalam Pemilu. Ada 31,402 juta pemilih (15,3 persen) dari 204,8 juta Daftar Pemilih Tetap yang ditetapkan KPU untuk Pemilu 2024 secara nasional. Terbesar kedua jumlah pemilih setelah Provinsi Jawa Barat dengan 35,7 juta pemilih.

Aspek sosio-ideologis, Jawa Timur merupakan basis utama organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, Nahdhatul Ulama (NU), Khofifah pun telah mendarah daging di NU, tiga periode bahkan memimpin Muslimat NU sejak tahun 2000 di masa Gus Dur menjadi Presiden RI. Ia saat itu menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan.

Khofifah Indar Parawansa juga jelas tegak lurus dengan Gus Dur sejak dulu. Dirinya bahkan jadi figur penting dan penyambung dalam proses terpilihnya Gus Dur sebagai Presiden ke-4 RI dalam pemilihan di Sidang MPR RI tahun 1999. Tentu berbeda, bila dibandingkan dengan posisi Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang dianggap sebagian kalangan Nahdliyon ‘mbalelo’ terhadap pamannya itu.

Bagi figur Capres Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, Khofifah adalah figur penyeimbang sekaligus pendulang suara paling strategis. Khofifah adalah jalan tengah.

Bagi PDI Perjuangan yang mengusung Ganjar Pranowo, mantan Gubernur Jawa Tengah, Khofifah adalah perimbangan pendulum dari posisi ideologi politik kiri, –progresif bukan sosialis bukan komunis dalam bahasa Sekjen PDIP Hasto Kristianto. Menyandingkan Ganjar-Khofifah akan mewujudkan konsep jalan tengah “progressif centre-left” ala Anthony Giddens dalam The Third Way.

Menyandingkan Ganjar-Khofifah ibarat sudah menggenggam kemenangan di Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam kalkulasi politik. Belum lagi berhitung suara perempuan, emak-emak yang dikenal punya loyalitas tinggi pada calon.

Figur perempuan di posisi Cawapres, akan lebih mudah untuk mengarahkan suara kaum hawa pada sosok yang lebih mewakili gendernya. Belum lagi Khofifah bukan perempuan biasa. Ia amat mumpuni, punya kapasitas dan kredibiltas yang sangat tinggi.

Bagi Prabowo Subianto pun, mengajak Khofifah sebagai pendamping dalam Pilpres 2024 adalah pilihan terbaik. Sosok nasionalis-religius dan perempuan dari Khofifah akan membantu Prabowo merangkul kelompok nasionalis dan menghilangkan kesan terlalu ke arah ‘kanan’ seperti yang tercermin dari Pilpres 2019.

Prabowo sangat kuat dan menang di Jawa Barat, akan semakin berkibar terkerek naik elektabilitasnya bila Jawa Timur bisa diperkuat melalui Khofifah. Dua provinsi penyumbang suara terbesar dalam setiap gelaran Pemilu sudah aman di tangan.

Anies Baswedan pun bila masih boleh memilih, tentu ia akan lebih yakin memenangi Pilpres bila bersama Khofifah. Langkah lobby Surya Paloh dan Jusuf Kalla untuk menggandengkan Anies-Khofifah terhalang ‘manuver’ KPK.

Pendeknya saat ini, siapa pun calon presiden di Pilpres 2024 kali ini, calon wakil presiden paling ideal adalah Khofifah Indar Parawansa. Seperti iklan minuman teh itu lah, Siapapun Capresnya, Khofifah Cawapresnya.

 

Oleh:
Dr. Arief Rahman
Pemimpin Umum Lensaindonesia.com

Related posts