Pilihan Redaksi
By using our website, you agree to the use of our cookies.

Gerakan Pilpres Sekali Putaran ajak relawan Jokowi gabung menangkan Prabowo-Gibran, Qodari: Hanya perlu 6-7%
Relawan Jokowi yang tak ingin dipisahkan dengan arah politik Presiden Jokowi. @foto:repro
HEADLINE

Gerakan Pilpres Sekali Putaran ajak relawan Jokowi gabung menangkan Prabowo-Gibran, Qodari: Hanya perlu 6-7% 

LENSAINDONESIA.COM: Ketua Umum Gerakan Sekali Putaran (GSP), Dr Muhammad Qodari, menyampaikan secara tegas dukungan terhadap ide Pilpres 2024 satu putaran putaran dalam Gerakan Sekali Putaran (GSP).

GSP terdiri dari pendukung Jokowi ini aktif menyebarkan gagasan sekali putaran di seluruh Indonesia. Qodari membeberkan argumentasi yang mendasari dukungan tersebut.

“GSP adalah suara yang konsisten dalam mendukung Pilpres sekali putaran. Keputusan ini didasarkan pada argumen-argumen yang kuat, melibatkan efisiensi waktu, efektivitas biaya, dan potensi keamanan politik,” kata Qodari, dalam keterangannya, dikutip Minggu (17/12/2023).

Menurut pengamat politik dan mantan peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), November 2002 – Juli 2003 ini, dengan Pilpres sekali putaran, akan memberikan kepastian politik lebih awal.

Pada Februari 2024, kata dia, presiden dan wakil presiden terpilih sudah diketahui. Ini memungkinkan para pengambil keputusan dan pelaku ekonomi untuk segera merencanakan dan melaksanakan kegiatan serta investasi ekonomi.

“Tentu, dengan demikian akan menghasilkan kepastian yang sangat diinginkan, menghindari kebuntuan yang mungkin terjadi jika proses pemilihan berlanjut hingga Juni 2024,” tandas Doktor Ilmu Politik di Fisipol UGM ini.

Pilpres sekali putaran, lanjut Qodari, tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga anggaran negara. Jika putaran kedua diperlukan, anggaran tambahan sekitar Rp 17 triliun akan diperlukan.

“Dengan menyelesaikan pemilihan dalam sekali putaran, anggaran ini dapat dikembalikan ke kas negara, dapat digunakan untuk kepentingan rakyat, atau dialokasikan untuk program pemerintah lainnya seperti subsidi pupuk, subsidi rumah, subsidi transisi energi hijau, dan bantuan pangan dan tunai,” urai pendiri lembaga survei Indo Barometer.

“Kami perlu memperhatikan risiko polarisasi ekstrim yang mungkin terjadi pada putaran kedua pemilihan. Saat ini, dengan tiga pasangan calon, polarisasi belum terlalu muncul,” imbuhnya.

Namun, dirinya memprediksi perubahan cepat pada putaran kedua dengan kondisi “head to head” antara dua kandidat tersisa.

“Isu-isu primordial seperti ras dan agama dapat muncul, menimbulkan ketegangan yang bahkan lebih parah daripada pemilihan sebelumnya,” tandasnya.

Kondisi obyektif saat ini, katanya lagi, menunjukkan bahwa paslon Prabowo-Gibran menjadi kandidat dengan dukungan suara tertinggi, mencapai 45% menurut beberapa lembaga survei pada awal Desember 2023.

Hanya diperlukan tambahan suara sekitar 6-7% agar tercapai kondisi pilpres sekali putaran pada 14 Februari 2024. Dengan dukungan para pendukung Jokowi di seluruh Indonesia, GSP optimis bahwa target ini adalah suatu hal yang realistis dan dapat dicapai.

“Untuk itu, kami melalui Sekretariat Nasional GSP mengundang para pendukung Jokowi di seluruh Indonesia untuk bergabung sebagai relawan GSP,” pungkasnya. @perli

Related posts