Pilihan Redaksi
By using our website, you agree to the use of our cookies.

Peringati HKB 2024, BPBD Jatim gelar simulasi evakuasi bencana gempa bumi
Simulasi evakuasi bencana gempa bumi di Kantor BPBD Jatim, Jalan Letjend S Parman, Kabupaten Sidoarjo, Jumat (26/04/2024). FOTO: doc.licom
HEADLINE

Peringati HKB 2024, BPBD Jatim gelar simulasi evakuasi bencana gempa bumi 

LENSAINDONESIA.COM: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menggelar simulasi evakuasi bencana gemba bumi dengan melibatkan semua karyawan berbagai bidang dan sekretariat, tidak terkecuali Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC-PB) BPBD Jatim, Jumat (26/04/2024).

Kegiatan dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) setiap 26 April ini digelar di Kantor BPBD Jatim, Jalan Letjend S Parman, Kabupaten Sidoarjo.

Simulasi diawali dengan dengan bunyi sirine sekitar pukul 09.10 WIB pertanda terjadinya gempa, semua pegawai yang sedang beraktivitas di masing-masing ruangan langsung merespon kejadian dengan berlari di tempat terbuka dan sebagiannya melindungi kepala dengan bersembunyi di bawah meja.

Setelah gempa mereda, semuanya bergerak ke Titik Kumpul di halaman kantor untuk melaporkan kondisi pegawai masing-masing bidang.

Tim TRC yang mendapati laporan adanya dua orang anggota bidang RR yang pingsan, langsung bergegas melakukan penyelamatan ke lantai dua dan menghubungi ambulance.

Beruntung, semuanya akhirnya bisa dievakuasi dengan cepat dan selamat.

Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto mengatakan, simulasi gempa bumi yang digelar di setiap peringatan HKB memang perlu dilakukan untuk memperkuat upaya kesiapsiagaan semua personel BPBD Jatim.

Mengapa gempa bumi? Menurut Kalaksa Gatot Soebroto, ini karena jenis potensi bencana di Jatim saat ini berjumlah 14 jenis. Di antaranya, banjir, angin kencang, erupsi gunung api, banjir bandang, gempa bumi dan tsunami.

“Khusus gempa bumi, hampir semua daerah memiliki potensi ini. Karena itu, simulasi ini yang selalu dilakukan,” terangnya.

Sebetulnya, gempa bumi itu tidak melukai atau membunuh. Tapi jatuhnya material yang menimpa diri kita itu yang berbahaya.

“Kejatuhan material itulah yang membuat terluka bahkan hingga meninggal dunia,” ujarnya.

Ia berharap simulasi seperti ini tidak hanya dilakukan setahun sekali. Namun bisa ditambahkan di waktu-waktu tertentu.

“Semoga simulasi ini bisa menambah pemahaman tentang bencana gempa dan cara evakuasi diri, hingga semuanya siap untuk selamat,” pungkasnya.@sarifa

Related posts