Pilihan Redaksi
By using our website, you agree to the use of our cookies.

bankjatim apresiasi Pemkab Ngawi terkait penerapan EPTD
Seremonial pemberian apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Ngawi atas penerapan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD). Ist
EKONOMI & BISNIS

bankjatim apresiasi Pemkab Ngawi terkait penerapan EPTD 

LENSAINDONESIA.COM: bankjatim mengapresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Ngawi atas prestasinya telah mengimplementasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) yang sukses mencapai skor 100% di wilayah Pemkab Ngawi.

Pemberian apresiasi tersebut dilakukan Direktur IT & Digital bankjatim Zulhelfi Abidin kepada Sekretaris Daerah Pemkab Ngawi Mokh. Sodiq Triwidiyanto yang berlangsung di Pendopo Wedya Graha Kabupaten Ngawi, disaksikan langsung Komisaris Independen bankjatim Muhammad Mas’ud Jumat (01/03/2024) lalu.

Zulhelfi menyampaikan, seperti diketahui bersama, ETPD merupakan suatu upaya untuk mengubah transaksi pendapatan dan belanja pemerintah daerah dari cara tunai menjadi nontunai berbasis digital.

”Tidak dipungkiri, saat ini perkembangan teknologi kian pesat dan terus berkembang cepat. Untuk itu, bankjatim dituntut harus mengikuti kemajuan teknologi di bidang perbankan guna memenuhi kebutuhan pelayanan bagi masyarakat, desa, dan pemerintah kabupaten,” tuturnya dalam keterangan resmi yang diterima Lensaindonesia.com, Senin (04/03/2024).

Untuk mendukung percepatan digitalisasi transaksi pemerintah daerah di seluruh kabupaten dan kota Provinsi Jawa Timur, lanjutnya, bankjatim menyiapkan 160 PIC dedicated.

Di setiap kabupaten dan kota disediakan 2 PIC dari Kantor Cabang, 1 PIC dari Digital Banking, dan 1 PIC dari IT Support.

”Semua itu kami lakukan karena kami menilai dengan adanya ETPD ini mampu menguatkan sistem pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. Jadi harus terus didorong oleh berbagai pihak,” imbuhya.

Ia menegaskan, kesuksesan Pemkab Ngawi dalam mencapai Indeks ETPD Semester II Tahun 2023 dengan total score 100% terdiri dari beberapa formula penilaian. Pertama, aspek implementasi Pemkab Ngawi mendapat prosentase sebanyak 70%. Aspek ini berisikan kemampuan dalam menyediakan layanan transaksi belanja dan pendapatan daerah melalui berbagai kanal pembayaran. Kedua, aspek realisasi sebesar 10%.

Aspek tersebut mencakup kapasitas dan kapabilitas pada pemanfaatan kanal pembayaran yang tersedia terhadap capaian nominal jumlah pajak dan retribusi. Terakhir, aspek lingkungan strategis yang mengantongi prosentase sebesar 20%. Aspek itu meliputi infrastruktur sistem informasi, telekomunikasi, dan awareness penunjang layanan ETPD.

Menurut Zulhelfi, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk mencapai ETPD Index 100%. Contohnya, mengintegrasi Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD) – Belanja Daerah. Hingga kini, 18 dari 39 Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Jawa Timur telah mengintegrasi SIPD.

”Di tahun 2024 ditargetkan ada 33 pemda yang melakukan integrasi SIPD,” terangnya.

Selain itu, gencar mengintegrasi Siskeudes Link – Belanja Desa. Adapun Siskeudes Link yakni aplikasi desa untuk transaksi keuangan non tunai atas belanja desa yang terintegrasi dengan Kemendagri.

Banyak manfaat yang didapat dari penerapan Siskeudes Link. Seperti lebih aman sebab tbak perlu lagi membawa uang tunai, tertib pajak karena dapat mengurangi kebocoran pembayaran pajak di desa, memudahkan transaksi keuangan hingga wilayah pelosok desa, efisiensi waktu, serta transaksi dan administrasi lebih tertata rapi dan dapat terekam dengan baik.

”Kami juga saat ini sedang masif mengimplementasikan Kartu Kredit Indonesia (KKI) yang bisa digunakan Pemda untuk belanja daerah. Hingga kini, sudah ada 18 Pemda yang menggunakan KKI bankjatim co-branding. Lalu, untuk KKI bankjatim masih dalam proses dan akan segera dirilis,” imbuh Zulhelfi.

Tahun 2024, bankjatim juga telah memiliki beberapa rencana untuk lebih meningkatkan ETPD di Jawa Timur. Pihaknya sudah mempunyai target ekosistem yang akan dialihkan dari elektronik ke digital untuk menunjang pertumbuhan transaksi.

Target-target ekosistem tersebut yakni pasar, mall, rumah sakit, transportasi, Pendidikan, hotel, olahraga, dan masih banyak lagi.

”Potensinya sangat besar, khsusnya di Kabupaten Ngawi ini. Bayangkan saja ada 20 pasar dengan 6.425 pedagang di Ngawi, kemudian total ASN juga mencapai 10.275 orang. Dari jumlah ASN itu saja, sebesar 49,69 persen belum menjadi debitur EKMG bankjatim. Maka dari itu kami cukup optimis di tahun 2024 ini progress ETPD di Jawa Timur akan terus meningkat pesat,” paparnya.@Rel-Licom

Related posts