Pilihan Redaksi
By using our website, you agree to the use of our cookies.

Dokter forensik temukan kejanggalan di organ korban Miras Cruz Lounge and Bar Vasa Hotel
Kepala Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD dr. Soetomo dr. Abdul Aziz (kanan). FOTO: rofik-LICOM
HEADLINE

Dokter forensik temukan kejanggalan di organ korban Miras Cruz Lounge and Bar Vasa Hotel 

LENSAINDONESIA.COM: Hasil autopsi Tim Forensik RSUD dr. Soetomo Surabaya menemukan kelainan pada organ tubuh dua jenazah
korban keracunan minuman keras (Miras) Cruz Lounge and Bar Vasa Hotel.

Kepala Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD dr. Soetomo dr. Abdul Aziz mengatakan, meski menemukan kelainan
pihaknya belum bisa menjelaskan ke publik. Meski begitu pihaknya akan terus mendalami kelainan itu lewat pemeriksaan.

“Tentu hasilnya kita menemukan kelainan-kelainan pada Autopsi tersebut. Juga kita menegakkan apakah itu memang meninggal
karena alkohol atau tidak, dalam pemeriksaan penunjang untuk sampai saat ini masih dalam proses pemeriksaan,” terangnya,
Jumat (29/12/2023).

Abdul Aziz menyampaikan, pemeriksaan penunjang tersebut akan melibatkan Tim Laboratorium Forensik (Labfor Polda) Jatim.
Pemeriksaan toksikologi ini untuk mengetahui jenis alkohol yang dikonsumsi korban.

Menurutnya, alkohol terbagi menjadi beberapa jenis kendati yang diminum korban saat itu adalah minuman keras jenis vodka
dan rum. Sedangkan minuman khusus dalam sloki kini juga masih didalami polisi

“Untuk mengetahui adanya zat tertentu kan butuh pemeriksaan penunjang. Apakah itu alkohol jenis etanol metanol atau
isopentanol, itu harus konfirmasi dari pihak Lab. Alkohol itu macem-macem, dan alkohol yang sering dikonsumsi adalah
jenis etanol,” jelasnya.

“Kalau metanol itu jarang, mungkin penyalahgunaan sering digunakan. Mungkin orang awan tidak paham dengan metanol.
Metanol kalau di masyarakat itu spirtus. Metanol lebih berbahaya,” sambungnya.

Selain pemeriksaan toksikologi, Tim Forensi juga bekerja sama dengan Laboratorium Patologi Anatomi Central RSUD dr
Soetomo. Pemeriksaan itu dilakukan untuk mengetahui kelainan organ akibat mengkonsumsi etanol ataupun metanol.

“Satu lagi genatomy, untuk mengetahui kelainan organ akibat mungkin yang diduga alkohol jenis etanol ataupun metanol itu.
Untuk jelasnya berapa lama menyelesaikan pemeriksaan itu, saya tidak bisa memberikan jawaban,” ungkapnya.

Sementara ketika ditanya kondisi organ dalam kedua jasad yang dilakukan autopsi itu, Abdul Aziz tak memiliki wewenang
menjelaskan kepada publik.

“Kita melakukan Autopsi, mohon maaf bukan ranah publik. Kalau memang pengen akses informasi itu, ke penyidik. Saat ini
belum launching hasil pemeriksaan penunjang dan sampai saat ini belum ada hasilnya,” paparnya.

Sedangkan, ketika di tanya apakah vodka dan rum saat dicampur jus cranberries apakah dapat meningkatkan daya racun hingga
merenggut tiga nyawa sekaligus, Abdul. Aziz mengaku tidak tahu.

“Yang berkembang di masyarakat itu kan ada campuran jus apa itu. Dan apakah jus itu membuat sinergisme meningkatkan daya
racunnya. Tidak kita gak tau. Kalau menjelaskan terkait farmakologi itu bukan kewenangan kami, bukan kompetensi kami.
Mungkin ahli farmakologi. Yang jelas secara simpel, metanol itu lebih berbahaya daripada etanol,” pungkasnya.@rofik

Related posts