LENSAINDONESIA.COM: PT PLN (Persero) Program transisi energi yang dijalankan PT PLN (Persero) memperoleh pembiyaan hijau sebesar Rp 12 triliun dari sejumlah lembaga keuangan.
Ini dijadikan bukti kekuatan Indonesia yang kini akan mewujudkan transisi energi.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dana sebesar Rp 12 triliun tersebut meruoakan dukungan dari beberapa lembaga keuangan nasional sebagai komitmen mempercepat pengembangan energi hijau dengan dukungan semua pihak.
“Simbiosis yang baik antara PLN dengan lembaga keuangan nasional menjadi bukti kesatuan dan sinergi bersama seluruh komponen di Indonesia dalam mempercepat transisi energi. Saat ini, PLN memiliki berbagai langkah strategis untuk mendorong Indonesia sebagai negara hijau,” tandas Darmawan, Selasa (02/01/2024).
Sementara itu, Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly menyampaikan, PLN memerlukan ragam kerja sama pembiayaan untuk menjalankan proyek transisi energi ke depan. Pembiayaan hijau ini merupakan bentuk kepercayaan lembaga keuangan nasional kepada PLN guna merealisasikan program strategis.
“Salah satu kunci untuk mencapai target bersama NZE (net zero emission) di tahun 2060 yakni pinjaman dengan biaya murah. Dan ke depan, kebutuhan investasi PLN masih cukup besar. Kerja sama ini merupakan momen penting bagi PLN, selain green loan, kami juga akan mengeksplorasi skema pembiayaan lain untuk mendukung transisi energi,” tandasnya.
Penandatanganan beberapa fasilitas pinjaman dengan sejumlah pihak tersebut dilakukan di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Jumat (29/12/2023) lalu.
PLN menandatangani perjanjian kerja sama atau sindikasi dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Central Asia Tbk. dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Selain itu, PLN juga memperoleh pinjaman bilateral dari PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI.
Fasilitas pembiayaan hijau berskema konvensional dan syariah. Fasilitas pinjaman sindikasi terdiri dari skema konvensional sebesar Rp 9 triliun dan skema syariah sebesar Rp 1 triliun. Sedangkan, fasilitas pinjaman bilateral terdiri atas skema konvensional sebesar Rp 1 triliun dan skema syariah sebesar Rp 1 triliun.
Fasilitas pembiayaan berjangka waktu 10 tahun ini dialokasikan untuk mendanai proyek infrastruktur ketenagalistrikan dan program lain untuk memenuhi kriteria kelayakan menurut PLN Green Financing Framework.@Rel,mp-Licom
Related posts
Manjakan pecinta film, Telkomsel hadirkan Carnival HBO Universe
LENSAINDONESIA.COM: Telkomsel, Indihome kerja bareng HBO menghelat Carnival HBO Universe di Atrium Tunjungan Plaza 3 Surabaya berlangsung mulai tanggal 26…
Didukung Gerindra, Gus Fawait siap maju Pilkada Jember 2024
LENSAINDONESIA.COM: Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi Gerindra Muhammad Fawait siap maju sebagai calon bupati di Pilkada Jember 2024. Saat…
Pasar Banyuwangi segera ‘disulap’ jadi pusat perbelanjaan dan kawasan heritage
LENSAINDONESIA.COM: Pemerintah pusat akan melakukan revitalisasi Pasar Banyuwangi menjadi pusat perbelanjaan dan kawasan heritage pada pertengahan tahun 2024 ini. Berkaitan…
Perkuat layanan air bersih, Dinas PU Pengairan Banyuwangi dan HIPPAM bangun sumur bor di Pesanggaran
LENSAINDONESIA.COM: Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Kabupaten Banyuwangi bersama Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) membangun sumur bor di Kecamatan Pesanggaran….
UMAHA Sidoarjo gelar Pelatihan dan Simulasi Penanganan Bencana
LENSAINDONESIA.COM: Sivitas Akademikan Universitas Maarif Hasyim Latif (UMAHA) Sidoarjo dalam hal ini dosen dan mahasiswa serta sekuriti kampus menggelar Pelatihan…