Pilihan Redaksi
By using our website, you agree to the use of our cookies.

Ganjar ziarah ke makam Bathoro Katong pendiri Kota Reog Ponorogo, disambut gerimis berkah
Capres Ganjar Pranowo didampingi Bupati Ponorogo Giri Sancoko. @foto:kasat
DEMOKRASI

Ganjar ziarah ke makam Bathoro Katong pendiri Kota Reog Ponorogo, disambut gerimis berkah 

LENSAINDONESIA.COM: Capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo mendatangi masyarakat Ponorogo, Jawa Timur. Ganjar juga menyempatkan berziarah ke Makam Bathoro Katong, pendiri kota yang dikenal dunia Internasional sebagai tempat lahirnya kesenian Reog Ponorogo.

Kehadiran Ganjar di Makam Raden Bathoro Katong di Sentono, Jenangan ini disambut Bupati Ponorogo Giri Sancoko, pada jumat (19/01/2024).

Ganjar juga ziarah di makam dua tokoh pembantu perjuangan Bathoro Katong merintis berdirinya Ponorogo. Yakni, Ki Ageng Mirah dan Patih Seloaji.

Capres berambut eksotik putih yang dikagumi milenial ini berada di area makam sekitar 30 menit. Di dalam area makam, Ganjar memanjatkan doa. Bupati Giri Sancoko yang selalu bangga klaim dirinya petugas partai dari PDI Perjuangan, nampak setia mendampingi.

Bataro Katong yang merupakan putera Raja terakhir Majapahit, yakni Raden Brawijaya V ini, dikenal masyarakat dengan nama Joko Pitutur. Ada pula yang menyebut Joko Piturun. Atau, Haryo Harak Kali merupakan Adipati pertama Ponorogo.

Batoro Katong merupakan utusan Kasultanan Demak untuk menyebarkan Islam di masyakarat Ponorogo yang pada zaman itu masih kental dengan keyakinan peninggalan Majapahit.

Sebelumnya, saat tiba di depan area makam disambut hujan gerimis. Hujan rintik-rintik mengawali kehadiran Ganjar di Ponorogo, yang disertai ziarah ke Makam Bathoro Katong ini diyakini masyarakat, tanda mendapat keberkahan dari Ilahi.

Masyarakat pendukung Ganjar pun rela menunggu di depan makam hanya untuk dapat bersalaman dengan Capres idola sebagian besar rakyat Ponorogo.

Bahkan, anak-anak SD yang sekolahnya berdekatan dengan makam juga berhamburan mendatangi Ganjar.
“Pak Ganjar, Pak Ganjar!”, teriak anak-anak saling bersautan.

Anak-anak itu berebut untuk dapat bersalaman. Ganjar pun menyambut dengan sapaan seolah bersahabat dengan anak-anak itu.

“Saya ucapkan terima kasih atas dukungan warga Ponorogo,” ucap Ganjar kepada wartawan, usai ziarah.

Ganjar terharu menyaksikan antusiasme rakyat Ponorogo terhadap dirinya dari orang dewasa hingga anak-anak. Dia mengaku bisa menguatkan semangat tim Ganjar-Mahfud untuk memenangkan menang di wilayah Mataraman.

“Mudah-mudahan jadi semangat untuk tim Ganjar-Mahfud kerja lebih keras,” kata Ganjar.

Kehadiran Ganjar di Ponorogo, setelah ziarah di Makam Batoro Katong dan ziarah ke Tegalsari. Dilanjutkan salat Jumat di Masjid Tegalsari.

Kemudian, Ganjar bertemu dengan Gen Z di Sekayu River. Terakhir, Bupati Giri Sancoko membawa Ganjar melihat pembangunan Museum Internasional Monumen Reog di kawasan hutan Sampung, Ponorogo.

Kehadiran Ganjar ziarah di Makam Bathoro Katong ini cukup mendapat apresiasi masyarakat Ponorogo. Sebab, Ganjar diharapkan mendapatkan energi spirit perjuangan Bathoro Katong di Ponorogo.

Sahdan. Putera Raja Majapahit terakhir itu datang ke Ponorogo mengemban dua misi. Yakni, secara politik berupa penumpasan kekuasaan Ki Ageng Kutu. Kedua, mendirikan keraton baru yang bernapaskan Islam di bumi Wengker yang kemudian bernama Ponorogo.

Ki Ageng Putu penguasa Wengker yang masyarakatnya kental menganut percumbuan Islam dan Kejawen yang diwakili komunitas warok (tokoh reog). Dalam buku Babad Ponorgo menyebutkan setelah Ki Ageng Putu ditaklukkan, Raden Bathoro Katong dan para pembantunya mengganti nama “Wengker” menjadi “Pramono rogo”, kemudian jadi “Ponorogo”.

Berawal dari Pramono berubah jadi pono atau fana yang dapat diartikan kerusakan atau dihancurkan. Rogo berarti jasmani atau jasad. Ponorogo dapat dimaknai seseorang yang memahami peleburan jati diri menjadi suci. Sebaliknya, cerita legenda menyebutkan “Pono” artinya wasis, pinter, mumpuni, mengerti benar. Rogo berarti jasmani, sekujur badan. @kombat

Related posts