LENSAINDONESIA.COM: Penganiayaan terhadap tujuh relawan pasangan Capres-Cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD oleh oknum anggota TNI dari Batalyon 408/SHB Boyolali, Sabtu (30/12/2023) merupakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Hal itu disampaikan Ketua Umum Ganjar untuk Indonesia Satu (Ganesa) Niniek Henny.
Mereka ini adalah Relawan dari Ganjar-Mahfud, masyarakat sipil yang sedang mengikuti proses demokrasi, namun mendapat pengadangan dan kekerasan dari anggota TNI, dan ini merupakan pelanggaran HAM sebagaimana diatur dalam Undang undang,” kata Niniek usai menggelar aksi damai di Sekretariat Bersama GAMA di Jl Arjuno, Surabaya, Minggu (31/12/2023).
Disampaikan Niniek, tindak kekerasan tersebut terjadi saat sejumlah relawan Ganjar-Mahfud dalam perjalanan pulang dari acara kampanye pasangan Capres-Cawapres di Boyolali.
Saat itu, tujuh relawan Ganjar-Mahfud menggeber kendaraannya sehingga mengeluarkan suara bising saat melintas di sekitar Batalyon 408/SHB Boyolali. Hal itu membuat beberapa oknum anggota TNI langsung menghentikan mereka dan lantas melakukan penganiayaan.
“Seharusnya pihak berwenang melakukan teguran dan diarahkan. Bukan langsung dihadang dan dianiaya. Apalagi ini pelakunya adalah anggota TNI dimana fungsi dan tugasnya sebagai pertahanan negara, namun faktanya justru melakukan kekerasan kapada rakyat sendiri,” tambahnya.
“Kami di sini bukan membuat dan menyebarkan berita hoaks, tapi sudah ada pengakuan dari Puspen TNI, dimana tujuh orang yang mengalami kekerasan itu pelakunya adalah anggota TNI dari Batalyon 408/SHB,” bebernya.
Karena itu, Niniek meminta kepada Panglima TNI untuk menangkap dan menyeret para pelaku ke Mahkamah Militer. Dirinya juga meminta kepada Pemerintah dan Aparatur Negara bersikap netral dalam pesta Demokrasi yang sudah berjalan baik.
“Ada serangkaian kekerasan yang dialami oleh Relawan Ganjar-Mahfud, baik itu oleh simpatisan Partai lain dan anggota TNI, ini merupakan bentuk intimidasi, kami harap Pemerintah dan aparatur negaranya bergerak cepat menangkap para pelakunya,” tegasnya.
“Baru beberapa hari lalu semua sepakat mendeklarasikan Pemilu damai dan menjunjung tinggi netalitas. Namun dengan serangkaian peristiwa kekerasan yang dialami Relawan Ganjar-Mahfud hingga menyebabkan korban jiwa, ini patut dipertanyakan. Kami minta Pemerintah dan aparatur Negaranya harus netral, jangan samoai demokrasi rusak,” pungkasnya.
Peristiwa kekerasan terhadap relawan Ganjar-Mahfud terjadi di dua wilayah, yaitu Sleman dan Boyolali. Satu relawan bernama Muhandi Mawanto meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Rumah sakit.
Sementara tujuh orang relawan mendapat kekerasan oleh anggota TNI dari Batalyon 408/SB di Boyolali diantaranya, Slamet Andono (26), Arif Diva (20), Jaya Iqbal (22), Dimas Irfandi (22), Yanuar (22), Parjono (51), dan Lukman (19).@rofik
Related posts
Serap emisi karbon, Pelindo Regional 3 tanam 20.000 bibit mangrove di Bangkalan
LENSAINDONESIA.COM: PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 3 melangsungkan sulam bibit mangrove. Hal ini merupakan upaya monitoring dan evaluasi program penanaman…
Terapkan Bariatric pada pola makan untuk atasi obesitas
LENSAINDONESIA.COM: Kurangnya kontrol pada pola makan, hingga berakibat berat badan berlebih yang mengganggu aktivitas maupun estetika tubuh seseorang. Bahkan, kerap…
Muaythai Jatim borong 7 emas di Bupati Klungkung Cup 2024
LENSAINDONESIA.COM: Muaythai Jawa Timur meraih prestasi gemilang saat di kejuaraan Bupati Klungkung Cup ke-3 2024 di GOR Sueca Putra Klungkung,…
Semarak Hari Jadi Kota Surabaya ke-731, ada Pengajian Gus Iqdam hingga Konser Gilga Sahid
LENSAINDONESIA.COM: Kota Surabaya segera memasuki usia ke-731 tahun pada 31 Mei 2024. Sederet event spesial disiapkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot)…
KPK tahan Gus Muhdlor, Pj Gubernur Jatim terbitkan surat pengangkatan Plt Bupati Sidoarjo
LENSAINDONESIA.COM: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan tersangka dan langsung menahan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor) di Jakarta,…