Resensi Buku “Memahami Hukum dan Politik Indonesia dari Senayan” karya Dr. Ir H Adies Kadir, SH, M. hum 

LENSAINDONESIA.COM: Adies Kadir adalah seorang politisi yang duduk di Komisi III DPR RI. Ada adagium yang mengatakan, bahwa Komisi III adalah panggungnya DPR RI. Hal itu tidak salah karena semua partai mengutus setiap kader terbaiknya di komisi yang menangani masalah Hukum, Keamanan, dan HAM itu.

Komisi di DPR RI yang diisi kader-kader berkualitas sejumlah partai politik ini juga tidak pernah lepas dari pemberitaan media massa.Setiap hari pasti ada masalah dan isu yang disikapi oleh para anggota Komisi III. Setiap isu yang disikapi tentu saja sangat menarik perhatian publik luas.

Maka menjadi menarik, ketika buku karya Adies Kadir ini mencoba merekam berbagai isu publik yang pernah disikapi Adies Kadir sendiri selama menjadi pimpinan Komisi III DPR RI, seperti terkait dinamika politik menjelang 2024, pengawalan terhadap penegakan hukum, pemantauan terhadap lembaga penegak hukum, dan sebagainya.

Sebagai buku yang berbentuk bunga rampai, kedalaman dalam pembahasan tentu menjadi tantangan. Namun, adanya penyusunan yang dilakukan berdasarkan kesamaan isu yang dibahas per bab membuat sangat menarik untuk dibaca. Ditambah lagi bobot pemikiran yang tidak perlu diragukan lagi membuat buku ini layak untuk dijadikan salah satu referensi hukum dan politik di Indonesia.

Di dalam bukunya, Adies menjabarkan dinamika politik dan hukum yang terjadi di parlemen, khususnya di Komisi III. Sebagai pimpinan Komisi III DPR RI, tentunya beliau sangat fasih mengulas permasalah hukum dan politik di negeri ini. Bahkan di setiap judul tulisannya, beliau tidak hanya menjabarkan berbagai permasalah hukum dan politik yang dihadapi negeri ini, namun juga menyertakan berbagai gagasan yang dapat menjadi masukan bagi perbaikan dunia hukum dan politik di Indonesia.

Dari setiap goresan tulisan yang ada di setiap halaman buku Adies Kadir, setidaknya ada sebuah pesan besar yang hendak disampaikan oleh penulisnya kepada para pembaca. Yaitu harapan akan kehidupan hukum dan politik yang makin membaik dan berdampak bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.

Di berbagai tulisan yang berbicara dalam banyak isu, terlihat refleksi kritis yang konstruktif, namun sekaligus mengandung harapan optimistik akan kehidupan berbangsa yang lebih baik.

Kehadiran buku ini setidaknya bisa menjadi contoh berharga, bahwa sebagai anggota DPR RI, bukan hanya dibutuhkan kehadiran dan argumentasinya di ruang rapat Gedung DPR RI Senayan. Namun diperlukan juga kemampuan dan kemauan untuk menuangkan berbagi gagasan mereka ke dalam media yang juga bisa dilihat dan diuji oleh masyarakat banyak. Sehingga publik mengetahui sebesar apa kapasitas para wakil rakyat yang duduk di Senayan.

Sudah seharusnya wakil rakyat dapat merakyat, bukan hanya dari sisi empati dan dekat pada rakyat secara fisik, namun juga siap menjadi corong yang mampu memperjuangkan kepentingan rakyat melalui gagasannya. Apa yang dilakukan Adies Kadir melalui karyanya ini ibarat angin segar ketika DPR saat ini masih memiliki citra kurang baik di mata publik.***