Pilihan Redaksi
By using our website, you agree to the use of our cookies.

Tanggapi ‘tahiyat akhir’ Zulhas, Bamusi Surabaya sebut potensi perpecahan
Tangkapan layar video Zulkifli Hasan saat memperagakan dua jari Tahiyat akhir sholat. FOTO: doc.licom
DEMOKRASI

Tanggapi ‘tahiyat akhir’ Zulhas, Bamusi Surabaya sebut potensi perpecahan 

LENSAINDONESIA.COM: Ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Kota Surabaya, Abdul Ghoni Mukhlas Ni’am tanggapi candaan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam memperagakan Tahiyat Akhir sholat.

Menurutnya, candaan dari salah satu pengusung Prabowo-Gibran dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu berpotensi menjadi gejolak pada masyarakat, hingga perpecahan antar golongan. Sebab di masa kampanye pemilihan umum (Pemilu) 2024 saat ini, harus mengedepankan kehati-hatian.

“Ini kan tahun politik, mestinya hal itu tidak menjadi candaan di depan umum. Sebab berpotensi menimbulkan gejolak di tengah-tengah masyarakat,” kata Abdul Ghoni saat ditemui di Kantor DPRD Kota Surabaya, Rabu (20/12/2023).

Abdul Ghoni yang juga anggota DPRD Kota Surabaya ini menegaskan dalam masa kampanye saat ini, sikap dari Menteri Perdagangan (Mendag) itu cenderung mengedepankan politik identitas atau sektarian bukan cara jitu menarik simpati masyarakat pada Pemilu 2024. Karena masyarakat lebih membutuhkan kerja nyata dan visi misi yang jelas untuk memajukan bangsa ini.

“Masyarakat saat ini sudah apatis dengan model seperti itu, justru masyarakat butuh kepastian bagaimana nasib bangsa ke depan,” tandas Cak Ghoni, sapaan akrabnya.

Seperti yang diketahui, marak di media sosial menunjukkan Zulhas saat membuka acara Rakernas Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) di Semarang, Selasa (19/12/2023) kemarin. Saat memberikan sambutannya pada acara yang digelar di MG Setos Semarang itu, Zulhas mengungkapkan keheranan soal perubahan sikap akhir-akhir ini jelang berlangsungnya Pilpres pada 14 Februari 2024.

Zulhas juga mengatakan masyarakat ada yang tidak menjawab saat imam sholat selesai membaca surat Al-Fatihah dan duduk tahiyat menunjuk menggunakan dua jari. Menurut dia hal itu dikarenakan kecintaan rakyat terhadap Prabowo Subianto.

“Sini aman sini, Jakarta gak ada masalah. Yang jauh-jauh ada lo, yang berubah. Jadi kalau sholat Maghrib, baca Al-Fatihah, ‘wa ladh dhallin’, ada yang diam sekarang pak. Saking cintanya sama Pak Prabowo itu. Itu kalau tahiyatul akhir, pak kiai. Tahiyatul akhir kan gini (memperagakan jari telunjuk), sekarang gini pak (memperagakan dua jari), itu pak, teman-teman pada begitu. Saking apa itu ya,” ujar Zulhas terheran-heran.@arga

Related posts